Get 4Shared Premium! TrialPay Referral Program

Minggu, 30 Oktober 2011

Long Live My Family


Kreatif, adalah kata kuncinya, dan band Endank Soekamti adalah salah satu grup band yang begitu kreatif mengaktualisasikan dirinya di dunia hiburan Indonesia. Betapa tidak, band Punk Pop asal Jogjakarta ini terhitung sebagai sedikit band yang semenjak bersatus indie rajin melakukan inovasi.
Bila band lain mungkin cukup puas dengan membuat merchendise dan clothing mereka sendiri, dua hal itu mereka rasakan masih kurang. Terbukti, Endank Soekamti mau serius menggarap saluran radio mayanya sendiri (Soekamti FM), membuat videoklip dengan konsep sekali take tanpa cut (cukup inovatif dan iconic kala itu), sampai membuat video klip hanya dengan bersenjatakan iphone. Video klip “Long Live My Family” baru saja kelar dengan konsep super hero, yang disutradarai oleh Erix Soekamti, sang basis dan vokalis. Bahkan kini Erix tengah menggarap feature film layar lebar yang berjudul “Long Live My Family” juga secara serius, dijadwalkan edar tahun depan.
Seakan tak ingin kalah, Tony Trax – sang manajer, ikut pula tersetrum arus berkreatif trio Endank Soekamti dengan menuliskan naskah Komik Biografi Endank Soekamti. Diam-diam, ini adalah karya kedua dari Tony Trax sebagai penulis dan pengarah artistik karya komik, setelah komik Islami-nya, Real Masjid, yang dirilis belum lama ini.
Komik yang dibandrol Rp. 30.000,- ini menceritakan perjalanan Endank Soekamti, mulai asal mula nama mereka, jatuh bangunnya band ini menaklukkan scene PENSI di pulau jawa, perjuangan mereka memproduksi karya rekaman, sampai kesuksesan mereka mendapatkan begitu banyak fans fanatik yang tersebar sampai ke Mesir. Bagi fans hardcore Endank Soekamti (saat ini tercatat 270 ribu fans di Facebook, dan terus bertambah) komik ini pas sekali menjawab pertanyaan-pertanyaan trivial mereka tentang Dory, Erix dan Ari. Musisi-musisi muda yang sedang berjuang menembus industri pun bisa belajar dari kiat Endank Soekamti menggalang dana untuk membuat karya rekaman, menyiasati bujet produksi, sampai gaya mereka merawat fanbase.
Bila Endank Soekamti versi nyata dikenal sebagai musisi yang mengusung lagu-lagu berlirik kocak, begitu juga dengan versi komiknya. Jangan harapkan runutan gambar model komik sejarah yang terlalu serius muncul di komik ini, karena balon dengan teks celetukan-celetukan kocak tersebar memenuhi panel-panel yang digambar secara pas oleh komikusnya. Untuk project ini Tony Trax mendapuk Gio dan Haryadhi sebagai eksekutor visualnya. Guratan pensil Gio tentunya cukup akrab dengan pembaca remaja, berhubung Gio adalah ilustrator in-house majalah Hai. Sementara Haryadhi dikenal melalui komik maya-nya “KOSTUM: Komik Situasi Untuk Umum”, yang kocak namun tajam menyentil issue aktual. Bila banyak komikus muda lebih suka menggunakan idiom-idiom visual dari komik terjemahan Jepang atau Amerika, maka Gio dan Haryadhi menyajikan komik biografi ini dengan bahasa gambar yang mudah dimengerti pembaca awam yang belum pernah membaca manga sekali pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar