Get 4Shared Premium! TrialPay Referral Program

Rabu, 04 Februari 2015


"Dari tahun 2002 saya rekaman di sini (Amerika). Album saya yang ke tiga rekaman di (Amerika) mulai," papar musisi Dewa Budjana baru-baru ini.
Dua album ini akan menjadi album solo Budjana yang kesembilan dan ke-10 yang rencananya akan dirilis pada 2016. Hampir setiap tahun gitaris grup band GIGI ini pergi ke AS. Selain untuk rekaman, kedatangannya kali ini juga sekaligus untuk mempromosikan album internasional terbarunya yang keempat di bawah label MoonJune Records yang berkantor pusat di New York.
"Album saya yang kedelapan judulnya Hasta Karma beredar bulan ini di Amerika. Rekamannya persis Januari tahun lalu," ujar musisi yang hobi traveling ini.
"Mumpung pergi, sekalian rekaman materi untuk tahun depan. Sekalian saja dua album materinya. Jadi saya siapkan 12 lagu untuk tahun depan," lanjutnya.
Untuk album Hasta Karma, Budjana berkolaborasi dengan beberapa musisi Amerika seperti pemain bas Ben Williams, pemain vibrafon Joe Locke, dan Antonio Sanchez, pemain drum yang pernah menggarap musik untuk film Birdman yang banyak mendapat nominasi OSCAR tahun ini.
Walaupun digarap dan dirilis secara internasional, Budjana tetap memasukkan unsur Indonesia ke dalam album instrumental terbarunya ini. "Kebanyakan Indonesia yang saya buat judul, kayak Jayaprana, cerita traditional di bali, tapi bentuknya instrumental," papar musisi kelahiran Waikabubak, Sumba Barat, 1963 ini.
Menurut Budjana karena albumnya instrumental jadi bisa dinikmati oleh semua orang tanpa dibatasi oleh Bahasa. "Sangat gampang kan bisa rekaman di mana saja asal mau dan bisa siap semuanya. Kalau buat album instrumental di Indonesia saja kan sayang sebenarnya, karena instrumental itu bisa dinikmati ke semua bahasa. Kan bahasanya musik, " jelasnya.
Budjana juga memilih AS untuk merekam albumnya karena di sinilah tempat berkumpulnya para musisi dari berbagai negara. "Industri musik dan studio session semua banyaknya di Amerika. Pemain-pemain juga dari negara mana pun kumpulnya pasti di Amerika juga. Goal-nya mereka pasti ke Amerika, mau jenis musik apa saja," kata Budjana.
Ada satu cerita menarik dibalik penggarapan album Hasta Karma ini mengingat bahwa tahun lalu Budjana harus melalui badai salju ketika harus rekaman. "Itu belum pernah saya rasakan selama hidup saya," kenang Budjana sambil tertawa. "Tapi malah dapat banyak suasana musik yang berbeda menurut saya, karena nggak pernah mengalami. Mau ada salju saya pikir bukan halangan untuk rekaman dalam kondisi apa pun," lanjutnya.
Ikut Garap Album Dwiki Dharmawan
Selain promosi album dan rekaman dua album baru, Budjana juga ikut membantu rekaman untuk album baru artis musik Dwiki Dharmawan yang dilakukan di Los Angeles beberapa waktu lalu. "Saya ikut support albumnya dan ikut main juga," kata Budjana yang juga menjadi produser eksekutif untuk album terbaru Dwiki.
Mengingat padatnya jadwal perjalanan kali ini, Budjana terpaksa menolak tawaran untuk manggung di Amerika. "Biasanya seperti tahun lalu saya selalu main di kafe-kafe sekalian promo album. Cuma kali ini karena saya rekamannya dua album, saya takut keganggu, jadi saya ingin rekaman saja. Mungkin trip berikutnya saya ingin main lagi," pria yang memiliki dua anak ini.

Pure Saturday: Adhi dan Udhi Keluar


Pihak yang mengelola kegiatan keprofesian Pure Saturday menyatakan, keluarnya gitaris Adhitya "Adhi" Ardinugraha dan pemain drum Yudhisthira "Udhi" Ardinugraha dari formasi band indie Bandung itu pada 25 Januari 2015 bukanlah musibah bagi grup tersebut.
"Kami mohon agar tidak menganggap kejadian ini sebagai bencana atau musibah, karena keputusan yang diambil Adhi dan Udhi murni keputusan pribadi untuk kebaikan masing-masing," terang pihak Labyrinth Management melalui surat elektronik yang mereka rilis
Menurut pihak manajemen tersebut, Adhi dan Udhi menyampaikan pengunduran diri mereka sesudah manggung dalam acara Levi’s Youth Festival 2015 di Parkir Selatan Senayan, Jakarta, pada 25 Januari lalu. Pihak manajemen itu berharap para personel lain Pure Saturday, yaitu vokalis Satria "Iyo" Nurbambang, pemain bas Ade Purnama, dan gitaris Arief, bisa tetap berkonsenterasi.
"Kami berharap juga akan membawa kebaikan bagi kami yang masih ada di Pure Saturday," tulis pihak Labyrinth Management.
"Demikian sedikit pernyataan dari kami, mohon dimengerti dan dimaklumi. Kami juga meminta kawan–kawan media untuk tetap memberikan support kepada kami Puresaturday dan juga buat Adhi & Udhi," lanjut pihak yang sama.

Kamis, 29 Januari 2015

rock n love


Sebagaimana disinggung, meskipun terinspirasi dari pengalaman nyata, film ini tetaplah sebuah fiksi yang merangkai dan mendramatisasi pengalaman tersebut menjadi satu cerita utuh. Sutradara Hedy Suryawan menyatakan bahwa sekitar 70 persen cerita di film ini adalah kisah nyata, sementara 30 persen sisanya adalah penambahan berbentuk fiksi.
"Ini bukan film dokumenter, ini bisa dibilang semi-dokumenter karena dicampur dengan fiksi. Itu untuk menghindari kemonotonan dari segi cerita dan visual," jelas Hedy.
Di luar itu, film ini tetap tidak lupa untuk menampilkan aksi Kotak sebagai sebuah band. Aksi panggung Kotak juga bisa disaksikan di sini menyanyikan lagu-lagu andalannya. Film ini juga menunjukkan bagaimana personel Kotak dan krunya berlatih dan bercengkerama, bahkan saat mereka saling curhat. Tentu saja, itu bakal diiringi oleh lagu-lagu milik Kotak sebagai soundtrack-nya.

Film Rock N Love yang turut didukung penampilan beberapa musisi, seperti Choki "Netral", Erwin Moron, Axel Andaviar, DJ Una, dan Shae. Penasaran dengan film perdana band Kotak ini? Saksikan di bioskop-bioskop mulai 29 Januari ini.

Minggu, 30 Juni 2013

slankers

Slanker atau penggemar band
Slank mendominasi gelaran Soundrenaline A Journey of Rock Harmony di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Sejak acara belum dimulai, para Slanker sudah banyak memenuhi tempat acara lengkap dengan atribut mereka berupa kaus dan spanduk bertulisan Slanker dari berbagai daerah di Jawa. Tak ketinggalan di jalan menuju stadion, sejak siang tampak puluhan Slanker datang berombongan.Mereka ada yang datang dari Tangerang, Tanjung Priok, Karawang, Cirebon dan banyak daerah di Jawa Tengah seperti Kendal, Sukoharjo, Semarang, Temanggung, Magelang, Jepara, Pekalongan, Gombong, dan sebagainya. Dari Yogyakarta juga ada.
Apalagi ketika Slank tampil sebagai band pamungkas di gelaran akbar ke 11 ini, para Slanker kian memadati arena konser. Daerah yang semula masih kosong sekarang menjadi penuh sesak dengan para Slanker. Karena saking banyaknya dan berasal dari beberapa provinsi, vokalis Slank, Kaka sampai menjuluki penontonnya adalah Indonesia Mini.
"Slanker mana Slanker?" seru salah satu MC sebelum Slank tampil. Sontak ribuan pasang tangan langsung mengacung tanda bahwa mereka adalah Slanker.
Saat Slank tampil mereka tak sekadar bergoyang, namun juga sembari mengibarkan puluhan spanduk bertulisan Slank dan Slanker. Salah satu Slanker adalah Nuha dari Magelang. Dia tiba di lokasi sejak siang sebelum acara dimulai. "Saya datang berdua dengan teman, dari Magelang," ucapnya

The bilqish



Berawal dari sebuah hobi bermain musik, 3 orang pemuda memutuskan untuk membentuk sebuah band sebagai penyaluran hobi mereka untuk membuat beberapa lagu dan memaikannya sendiri. Putra boim de-lebon (Vokal, Gitar), Izal (Drum), dan sy@msoe (Bass), mereka membentuk sebuah band yang mereka namakan "The bilqish",  .
Mereka pun sering mengisi waktu senggang disela sela waktu kerja dan kuliah mereka dengan latihan bermusik di netral musik studio Banjarmasin yang secara tidak langsung menjadi markas mereka.
The bilqish sendiri sering mengikuti ajang ajang music indie nasional yang sering diadakan di Banjarmasin seperti indie fest, meet label, soundversty dan ajang ajang indie nasional lainnya
The bilqish sendiri sudah menelurkan dua belas lagu sendiri diantaranya, "Tablet cinta", "Tak bisa setia", "Bicaralah", "Mengagumimu", "Bersamamu", "Takan bisa", "Tak berujung waktu", "Bukan jodohku", "Sedikit waktu", "Indonesia", "Merasa sendiri" dan "Satu satunya"
Lagu lagu mereka memenuhi semua unsur ada yang bertemakan cinta, social, nasionalis semua teraransement dengan apik dengan ciri karakter antar personel yang kental hingga melahirkan music music The bilqish
The bilqish sendiri artinya ratu, dengan filosofi kami (The bilqish) ratu sebagai wanita yang agung, jadi menurut pandangan kami wanita itu tinggi derajatnya..  kami harus menyalurkan hobi kami (bermusik) untuk tetap berkarya menghasilkan music music yang berkualitas. Dengan aliran punk rock blues mereka mulai menghentakkan blantika music dengan membawa ruh aliran music sendiri sendiri. Permainan punk diwakili oleh sy@msoe sebagai pembetot bass, hentakan drum yang kencang berirama rock diwakili oleh izal dan tentu saja besutan gitar yang menyayat hati dengan irama blues diwakili oleh putra de lebon.Mereka berharap music mereka menambah perbendaharaan musik Indie Indonesia  dan tentunya agar diterima oleh khalayak umum. Panggung ke panggung mulai mereka jajahi agar musik mereka di dengar oleh banyak orang. The bilqish! .... \m/

Ingin mendengarkan karya kami kunjungi situs nya
Youtube               :  http://www.youtube.com/watch?v=2uzwZpRUFqc
Twiter                  :  https://twitter.com/theBilqish

Slank LA Music Project Banjarmasin

Seperti diperediksi penampilan Slank benar-benar ditunggu para Slankers Banua.
Penampilan grup band kenamaan ini mampu menghipnotis penggemarnya. Tampil dengan formasi lengkapnya yakni Kaka (vokal), Bimbim (drum) , Ivan (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar) langsung menghentak.
Menggunakan pakaian hem putih, Kaka tampil membawakan lagu pertama Kuil Cinta. Tak berhenti di situ, lagu Bang-Bang Tut pun kembali menghentak.
Berturut-turut lagu Gara-Gara kamu, Aku gila dan Aku Mau Jadi Pacarmu mampu membuat penonton ikut bernyanyi.
Citra - Kaka buat Histeris Penonton
Penampilan Citra pun bersama Slank mampu membuat penonton bernostalgia. Tampil dengan suara tingginya lagu Kirimi Aku Bunga pun mengalun apik.
Penonton pun ikut berinteraksi dengan bernyanyi bareng saat reff lagu. Lagu yang pernah ngetop beberapa tahun lalu benar-benar asik didengar.
Apalagi Kaka yang membiarkan Citra mengeksplor vokalnya menambah lagu ini menjadi sesuatu yang lain, namun sangat asik didengar.
"Gimana Slankers-Slanker," ungkapnya. Kemudian mereka pun duet dengan lagu Mawar Merah. Lagu hits ini kembali membuat penonton heboh.
Seperti diketahui Konser ini  diadakan 
Yaitu Slank feat Andien dan Citra. Konser sendiri berlangsung di Aria Barito Diskotek di Jalan Haryono MT Banjarmasin.
LA Music Project dan Rajawali Indonesia Communication ini menghadirkan group musik yang sudah menjadi salah satu ikon musik rock Indonesia