Get 4Shared Premium! TrialPay Referral Program

Minggu, 18 Desember 2011

Maliq & DEssentials siapkan album kompilasi


Diam-diam, Maliq & DEssentials, tengah mempersiapkan album kompilasi dengan sejumlah band indie. Dan jika tidak ada halangan, Single perdana mereka akan dirilis bulan ini, sedangkan albumnya akan rilis antara Januari-Februari 2012.
"Sekarang sedang proses, semua sudah rekaman. Oleh karena yang diajak musisi indie, secara produksi mereka sudah tahu mau ngapain. Kami enggak perlu banyak campur tangan," ungkap vokalis Maliq & D’Essentials, Angga.
Ide membuat album kompilasi itu, ujar Angga, muncul dari sesi musik yang digelar di kafe yang mereka kelola, Backyard Cafe, Jakarta. "Kami ingin membuat lanjutannya, kira-kira apa ya biar seru.... Acara ini sudah berlangsung delapan kali, akhirnya terpikir membuat album kompilasi," katanya.
Sesi musik yang digelar di Backyard Cafe sengaja untuk musisi indie untuk mengakomodasi band-band yang jarang masuk televisi. Beberapa nama dalam album kompilasi ini antara lain Jemima, Twentyfirst Night, Endah n Rhesa, termasuk Maliq & D’Essentials.
Kini band yang dikenal dengan lagu "Dia" dan "Terdiam" ini tengah mempromosikan single terbarunya, "Menari". Selain Angga, band ini diawaki Widi (drum), Indah (vokal), Lale (gitar), Ilham (kibor), Jawa (bas), dan Amar (trompet)

Java Jazz Festival 2012


Tidak terasa, ajang Java Jazz Festival 2012 akan segera hadir. Jika tidak ada aral-melintang pagelaran musik berkelas internasional ini akan digelar pada 2, 3 dan 4 Maret 2012. Segala persiapan sudah dilakukan panitia, termasuk urusan jual tiket.
Tiket JJF 2012 dibandrol dengan harga Rp 286 ribu diperuntukkan satu hari konser sudah termasuk pajak. Sementara untuk 3 hari konser, tiket dibandrol Rp 715 ribu. Semua harga tiket tersebut untuk pembelian online alias pre-sale lewat situs www.javajazzfestival.com.
Sementara mereka yang memilih untuk membeli lewat tiket box di arena konser kawasan PRJ Kemayoran dibandrol seharga Rp 600 ribu per hari dan Rp 1,6 juta untuk tiket 3 hari belum termasuk pajak.
Tercatat sejumlah musisi Jazz dunia sudah konfirm akan hadir, diantaranya Dave Koz, Rodriguez Trio, Ron King Big Band, The Manhattan Transfer, Laura Fygi dan banyak lagi.
"Tahun 2012 nanti akan jadi yang terbesar selama penyelenggaraan. Nggak perlu ke Singapura untuk nonton konser. Tapi ke jakarta aja buat nonton konser besar," ujar bos Java Festival Production, Peter F. Gontha

Jakarta International Blues Festival


Setelah tiga kali sukses menggelar Jakarta International Blues Festival (JIB), Djarum Super bersama INA Blues kembali mendukung ajang musik blues berskala internasional yang keempat kalinya besok, 17 Desember 2011 di Istora Senayan, Jakarta
Dengan tema "Keepin the Blues Alive: in Blues We Trust", panitia akan menyodorkan puluhan musisi kelas dunia yang dipadu dengan musisi tanah air, sebut saja musisi blues "bangkotan" John Mayal (UK), Kara Grainger (Australia/USA), Shun Kikuta (Japan), Kim Mok Kyung (Korsel), Soulmate (India), dan Bopomofo (Taiwan).
Sementara, musisi tanah air yang akan tampil ; Gugun Blues Shelter, Shandy Sondoro & Friends, Abdee Negara Slank, Endah N Rhesa, Andre Harihandoyo and Sonic People, Balawan, Adrian Adioetomo, Ladies in A Blues Band, Inablues All Star, Blackout, SNR Band, Ore Ginda and The White Flowers, Trias Acustica, Khisna & The Alter Ego dan D'BluesBusters. Diakui Handoyo, Senior Brand manager Djarum, kehadiran musisi sekelas John Mayall merupakan salah satu magnet ajang JIBF tahun ini. Dia berharap, dengan digelarnya ajang ini akan mampu melahirkan bibit-bibit baru musisi blues tanah air di kancah internasional. Seperti diketahui, dalam rangka sosialisasi acara, panitia sebelumnya sudah menggelar Road to Djarum Super Blues Jakarta Blues Festival 2011 yang menyuguhkan berbagai kegiatan seperti, panggung blues, nge-jam bareng musisi blues hingga blues clinic.
"Dengan ajang Jakarta International Blues Festival semoga bisa memberikan kontribusi bagi perkembangan musik blues karya anak bangsa sehingga bisa dikenal dunia dan bisa menjadi kebanggaan Indonesia," papar Handojo saat konferensi pers
Istora yang dipilih sebagai tempat "kenduri" Blues akan dibagi menjadi lima bagian; Blue Stage akan diisi dengan musisi blues International dan Nasional; Red Stage akan dimeriahkan dengan penampilan special show John Mayall; Black Stage menjadi ajang "mainnya" the new rising star blues; Green Stage akan dimeriahkan dengan blues akustik; dan White Stage akan menjadi panggung "relaxing ngamen".
Ajang JIBF yang digelar rutin setiap tahunnya diprediksi akan menjadi barometer panggung blues berskala internasional. Namun patut disayangkan JIBF hanya digelar satu hari saja, padahal animo masyarakat penggemar blues tanah air berharap bisa menyaksikan pagelaran ini lebih lama.
"Saya terpaksa melewatkan ajang JIBF tahun ini, karena pas hari Sabtu saya kebagian tugas kerja," ujar Shinta, salah seorang karyawan swasta di Jakarta yang juga sangat menggemari blues, kepada indonesiantunes.com
Shinta berharap, tahun 2012 JIBF bisa digelar beberapa hari, sehingga hasrat penggemar blues menyaksikan dan menikmati blues bisa terpenuhi. Tidak hanya itu, dia juga berharap panitia bisa lebih banyak mendatangkan musisi blues kelas dunia lainnya.

Sabtu, 17 Desember 2011

Eki Lamoh


Mantan vokalis sekaligus pionir terbentuknya band Edane, Eki Lamoh, dikabarkan siap kembali ke hingar-bingar musik di tanah air. Rocker gaek yang mulai menginjak usia setengah abad itu ternyata telah menyiapkan album baru yang akan dirilis pada awal tahun 2012.
”Di album itu, saya akan menyuguhkan rock dalam bingkai blues. Ada sedikit bumbu rock’n roll-nya juga. Lebih dari itu, masih rahasia,” bisik lelaki yang memiliki nama asli Alexander Theodore itu di Solo baru-baru ini.
Proses pembuatan album teranyar musisi yang pernah juga menggawangi grup Elpamas ini bisa dibilang unik. Eki Lamoh harus hilir-mudik ke sejumlah kota demi menyelesaikan lagu-lagu yang akan dihimpun dalam albumnya nanti.
”Pertamakali produksi, saya harus bolak-balik Bali-Jakarta, Makassar-Solo, untuk menyelesaikan teknis albumnya. Cukup melelahkan, namun saya yakin hasilnya akan memuaskan,” ujarnya penuh optimis.
Sekadar pengingat, Eki Lamoh adalah musisi yang membidani lahirnya Edane bersama Eet Syahrani. Edane sendiri singkatan dari ”E dan E” alias ”Eki Lamoh dan Eet Syahrani”. Setelah hengkang dari Edane pada 1992, dua tahun kemudian Eki Lamoh bergabung dengan Elpamas, grup rock asal Malang, Jawa Timur.

Pepep pertahankan ST 12


Lantaran ditinggal dua personelnya, Charly dan Pepeng, ST12 dikabarkan nyaris bubar. Namun, punggawa yang tersisa, Pepep, menyatakan akan mempertahankan band yang sempat fenonemal itu. Bahkan, ia menegaskan akan membentuk formasi baru untuk album anyar ST12 yang rencananya akan dirilis awal tahun depan.
”Kita harus terus bangkit, toh namanya hidup pasti ada masalah,” tegas drummer bernama asli Ilham Febry itu di Bandung belum lama ini.
Pepep mengungkapkan lebih lanjut, proses rekaman untuk album terbaru ST12 yang akan diberi judul ”Terjemahan dari Hati” itu sudah dalam pengerjaan.
Untuk perekrutan personel baru ST 12, Pepep mengaku sudah banyak lamaran yang masuk. Pepep pun menyatakan sudah ada kandidat kuat yang dibidiknya. Atas hal ini, Pepep merasa senang sekaligus haru karena ternyata ST12 masih diperhatikan.
”Artinya, masih banyak para pegiat musik yang merespons baik ST12. Posisi vokalis pun ternyata didambakan banyak musisi,” ujar Pepep.

Piyu


Para personel band Padi rupanya sedang asyik dengan kesibukan mereka masing-masing. Sebut saja Fadly, sang vokalis, yang belum lama ini melakukan kolaborasi dengan Maher Zain. Begitu pula dengan sang gitaris Piyu yang sedang bersiap meluncurkan album solonya.
”Sekarang lagi promo single terbaru judulnya ’Sakit Hati’. Album saya itu konsepnya kayak (Carlos) Santana. Saya kolaborasi dengan artis-artis seperti, Anji dan Kotak,” jelas Piyu baru-baru ini di Jakarta.
Bicara soal gitaris tenar Carlos Santana tentunya terkait erat dengan musik Latin. Lantas, apakah Piyu juga memasukkan unsur musik Latin dalam albumnya nanti? Musik Latin tentu saja berbeda dengan kebiasaan Piyu yang selama ini identik dengan karakter musik khas Padi yang asal Surabaya itu.
”Dalam album ini lagunya macam-macam. Ada (musik) Latin juga, judulnya Jernih. Saya jadi penyanyi sekaligus jadi produser juga,” demikian jawab sahabat kental Ari Lasso ini mengiyakan.

Inna dan piyu


Inna Kamarie rupanya lebih nyaman bekerjasama dengan Piyu Padi ketimbang dengan mantan bosnya, Ahmad Dhani. Penyanyi bernama lengkap Carollina Agustine Kamarie itu adalah mantan personel Dewi-Dewi bersama Shinta Dewi (Tata) dan Purie Andriani (Puri).
Pada 1 Juni 2008, Inna Kamarie memutuskan hengkang dari Dewi-Dewi. Grup vokal yang bernaung di bawah Republik Cinta Manajemen ini pun akhirnya dibubarkan dan digantikan dengan grup baru, Mahadewi, yang diawaki oleh Tata dan Puri.
Alasan keluarnya penyanyi kelahiran 18 Agustus 1986 ini cabut dari grup vokal bentukan Ahmad Dhani itu tidak lain karena jenis musik Dewi-Dewi tidak cocok dengan warna musiknya yang cenderung ke arah jazz.
”Secara warna saya kurang cocok dengan Ahmad Dhani dan itu mengganggu kenyamanan saya dalam bermusik,” kisah Inna Kamarie di Jakarta baru-baru ini.
Lepas dari Ahmad Dhani, Inna Kamarie justru merapat ke Piyu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa antara Dhani dan Piyu, keduanya asli Surabaya, saling tidak akur.
Belum lama ini, Inna Kamarie terlibat proyek bersama Piyu di mana ia menyanyikan lagu berjudul ”Firasat” yang terhimpun dalam album solo gitaris band Padi itu.
”Saya support Mas Piyu benar-benar dari hati. Saya tidak mengharapkan apapun kesuksesan dari Tuhan, tapi saya bangga bisa kerja bareng dia, nyanyi bareng, manggung bareng. Saya anggap Piyu guru saya,” tuturnya.

Kotak di reuni Barock


Ikut dilibatkannya Kotak dalam konser reuni Kantata Barock (sebelumnya Kantata Takwa) yang digawangi Iwan Fals, Setiawan Djody, dan Sawung Jabo, memberikan berkah tersendiri. Baik Cella, Chua, maupun Tantri merasa sangat senang dan bangga bisa berinteraksi dengan para senior mereka itu.
Ketiga mahaguru musik pribumi itu pun tidak segan-segan berbagi pengalaman dan mengajarkan semua hal tentang musik kepada para penerusnya. Cella, gitaris Kotak, mengaku bahwa pengalaman ini sangat berharga karena banyak taktik dalam bermusik, termasuk ketika pentas di atas panggung, yang diajarkan kepada mereka.
”Dari trik ngebawa penonton, dinamika musiknya kita dapat pelajaran dari mereka,” ujar Cella
Iwan Fals, Setiawan Djody, dan Sawung Jabo memang sudah banyak makan asam garam dalam dunia permusikan di Indonesia, baik di dapur rekaman maupun saat konser. Pada akhir 1980-an hingga pertengahan dekade 1990-an, ketiga musisi kawakan ini sudah sering menggelar konser dalam skala besar yang ditonton oleh ratusan ribu orang.

Album ke-7 Tipe-X


Tipe-X ternyata masih beredar. Band yang setia mengusung aliran ska ini akan segera meluncurkan album terbaru mereka pada akhir tahun 2011 ini. Menurut Tresno Triadi, vokalis Tipe-X, materi album sudah terkumpul, namun mereka belum menemui kata sepakat untuk nama albumnya.
”Desember ini Tipe-X akan merilis album yang ke-7. Setidaknya sekarang sudah ada lima lagu, namun nama albumnya masih dalam perdebatan,” kata Tresno Riadi belum lama ini seperti dikutip dari Kedaulatan Rakyat.
Album ke-7 Tipe-X secara umum mengisahkan tentang sisi kehidupan anak muda zaman sekarang. Tresno Riadi pun memberi bocoran sedikit mengenai album terbaru mereka ini.
”Kemungkinan, lagu andalan kami pada album ketujuh nanti (adalah) Akibat Kencan Buta, yang menceritakan orang hobi chatting. Tapi setelah kopi darat ternyata tidak sesuai harapan,” ungkapnya.
Dikatakan oleh Tresno Riadi, selera musik Indonesia sekarang ini sering berubah. Setelah era pop Melayu usai, kini berganti dengan booming boyband. Tipe-X yang kini telah menginjak usia 16 tahun berharap, musik ska yang diusung mereka bisa kembali diterima publik.
”Kami berharap, awal tahun depan menjadi tahun kebangkitan aliran ska. Makanya kami mencoba memberikan materi lagu sebaik mungkin agar diminati masyarakat,” tutup Tresno Riadi.

reuni Kantata Barock


Tiket untuk menonton konser reuni Kantata Barock yang akan digelar menjelang pergantian tahun, tepatnya pada 30 Desember 2011, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, dijual dengan harga murah. Hal ini dimaksudkan sebagai bingkisan tahun baru bagi seluruh rakyat Indonesia.
”Kita membuat harga yang terjangkau rakyat. Ini menjelang tahun baru, jadi kita ingin juga memberikan suatu kerinduan semacam hiburan kepada rakyat,” ungkap Setiawan Djody, salah seorang personel Kantata Barock, di Jakarta.
Bagi yang tidak berkesempatan datang ke stadion, jangan khawatir, karena konser reuni Kantata Barock yang digawangi Setiawan Djody, Iwan Fals, dan Sawung Jabo ini akan disiarkan secara tunda oleh salah satu stasiun televisi nasional.
”Kalau gak mampu jangan dipaksa karena akan ada siaran tunda, Kita ada yang nonton kita sudah bersyukur. Kita malah ingin jangan sampai melebihi kapasitas,” kata Setiawan Djody.
Kantata Barock merupakan kelanjutan dari Kantata Takwa yang pernah menggegerkan jagat musik Indonesia di awal dekade 1990-an. Konser Kantata Takwa memang identik dengan konser untuk rakyat di mana dulu mereka sering menggelar konser spektakuler yang tidak jarang mendapat sorotan pedas dari penguasa waktu itu.
Setelah belasan tahun vakum, dan kini berusaha bangkit lagi, ternyata animo masyarakat terhadap Kantata masih sangat besar, meskipun zaman sudah berganti.
”Responnya luar biasa karena jaringan internet cukup besar. Ini bukan mobilisasi. Kalau partai memenuhi stadion namanya mobilisasi, tapi kalau nonton Kantata namanya solidaritas. Ini penting untuk berjuang!” tukas Setiawan Djody.

Slank album 19 #live


Berdiri sejak 1983, kemapanan Slank tidak bisa diragukan lagi. Band yang punya pengaruh kuat ini masih produktif dan inovatif hingga kini, baik dalam penggarapan album di studio, tampil live di berbagai pentas, terlibat dalam pembuatan soundtrack film, bahkan hingga melebarkan sayap ke mancanegara.
Nah, pada awal tahun 2012 nanti, Slank yang digawangi oleh Kaka, Bimbim, Abdee, Ridho, dan Ivanka, akan meluncurkan album ke-19 mereka. Menurut Kaka, album teranyar Slank ini dikerjakan dengan cukup spesial. Prosesi rekaman tidak dilakukan di dalam studio, melainkan direkam secara langsung di berbagai lokasi di mana Slank sedang tampil.
”Kita ubah konsepnya, dan dulu lagu sudah ada masuk studio dan kalau sekarang langsung rekaman,” timpal Ivanka,
Pembetot bass Slank ini menambahkan, video klip untuk lagu-lagu di album terbaru mereka nanti pun akan dibuat di beberapa lokasi yang merupakan rekaman dari tempat Slank manggung.
”Di mana saja kita main, maka akan direkam, dan itulah yang akan dijadikan video klipnya,” ujar Ivan.
Kaka menimpali, dalam rangka pembuatan album baru ini, Slank akan melakukan tur di berbagai daerah. Konser tur juga dimaksudkan untuk menjaga kedekatan dengan para Slankers yang ada di daerah.

A Nite to Remember


Bersiaplah menyaksikan para legenda musik Indonesia tampil dalam satu panggung. Ahmad Albar, Yon Koeswoyo, Oddie Agam, serta Deddy Dhukun dan Dian Pramana Poetra akan unjuk kebolehan dalam gelaran musikal bertajuk ”A Nite to Remember”. Acara ini akan digelar pada 17 Desember 2011 di JITEC Mangga Dua Square, Jakarta.
”Konsep kita adalah tentang memori khusus untuk artisnya, jadi misalnya di lagu apa, penyanyi akan cerita tentang memori dia di lagu ini,” kata Oddie Agam, salah seorang penggagas konser ini di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Musisi legendaris yang dihadirkan pun tidak main-main. Oddie Agam adalah penyanyi dan pencipta lagu yang banyak menghasilkan hits di era 1980-an. Sederet lagu ciptaannya seperti ”Antara Anyer dan Jakarta” (Oddie Agam &Andi Meriem Matalatta), ”Anak Sekolah” (Chrisye), ”Surat Cinta” (Oddie Agam & Vina Panduwinata), serta ”Puncak Asmara” (Utha Likumahua), tentunya masih lekat dalam ingatan.
Kiprah Ahmad Albar tidak usah ditanya lagi, ia adalah panutan bagi para penggemar musik rock di tanah air. Begitu pula dengan Yon Koeswoyo yang hingga kini masih mengibarkan grup band tersukses di Indonesia, Koes Plus. Sedangkan Deddy Dhukun dan Dian Pramana Poetra alias 2D menjadi jagoan pop jazzy antara medio 1980-an hingga awal 1990-an.
Konser ”A Nite to Remember” tidak hanya menghadirkan para legenda saja. Perpaduan dua generasi akan tersaji dalam perhelatan ini. Wakil dari generasi terkini yang akan bersanding dengan para legenda antara lain: Pinkan Mambo, Once, Andien, dan lainnya.

Dukumenter perjalanan Padi Band


Piyu ternyata memendam hasrat besar untuk membuat film dokumenter mengenai kisah perjalanan band Padi. Apalagi, sang gitaris Padi ini baru saja meluncurkan film pendek untuk video klip salah satu lagunya yang berjudul ”Sakit Hati”.
Ketika ditanya tentang kemungkinan untuk membuat film tentang band yang membesarkan namanya itu, Piyu menjawab ada kemungkinan menuju ke situ. Bahkan, gitaris asal Surabaya itu mengaku bahwa hal tersebut memang sudah menjadi cita-citanya sejak lama.
”Bisa jadi. Saya memang bercita-cita bikin dokumenter tentang perjalanan Padi. Soal anak-anak band dan grupis-grupisnya,” kata pemilik nama asli Satrio Yudi Wahono ini. Apalagi, lagu-lagu Padi yang diciptakan oleh Piyu kebanyakan bercerita tentang kisah perjalanan hidup. Piyu pun merasa terpacu untuk menerjemahkan isi lagu-lagunya itu dalam bentuk yang lebih bisa dinikmati, yaitu film.
”Lagu saya biasanya bertutur, ada ceritanya, mulai dari lagu ’Sobat’ hingga ’Kasih Tak Sampai’. Dengan adanya itu, aku mau visualisasikan (lewat) film,” pungkas Piyu.

Kamis, 15 Desember 2011

Hidup berawal dari mimpi


Tak sedikit orang yang jatuh cinta pada pendengaran pertama ketika mendengarkan lagu-lagu Bondan Prakoso & Fade2Black, saya salah satunya. Tak cukup sampai di situ, saya bukan hanya kecanduan musiknya, saya juga terpukau mendapati lirik-lirik yang kuat dan hebat dari mereka.
Sejak awal, saya tahu, Bondan Prakoso & Fade2Black bukan grup musik biasa yang sekadar “bermusik”, mereka lebih dari itu: musik dan lirik mereka berangkat dari konsep yang kuat, pemahaman yang hebat, serta pilihan ekspresi kreativitas yang tepat. Kemudian saya terpikir untuk mengajak mereka bekerjasama dalam sebuah project literasi. Karya mereka harus “diperluas” daya jangkaunya, bukan hanya bagi pendengar musik tetapi juga bagi pembaca sastra. Saya yakin musik dan lirik mereka harus dinikmati siapa saja dalam “jangkauan” yang lebih luas lagi; Musik dan lirik mereka hebat, tak diragukan lagi.
Ketika saya menawarkan project penulisan “fiksi-musikal” pada Bondan Prakoso & Fade2Black, tak disangka mereka begitu antusias menyepakatinya. “Musisi bukan sekadar penghibur,” demikian kami bersepakat, “Musik adalah karya intelektual yang mewah. Ia tak hanya perlu diperdengarkan di tengah-tengah ingar-bingar penggung, suaranya harus menerobos ke ruang baca, kampus-kampus, perpustakaan, pusat-pusat peradaban.” Kami berjabat tangan, “Penikmat musik sangat penting membaca sastra, sama seperti penikmat sastra penting mengapresiasi musik. Musik dan sastra adalah dua cinta yang tak bisa diceraikan.”
Demikianlah project ini pada akhirnya selesai, sebuah buku fiksi-musikal berjudul HIDUP BERAWAL DARI MIMPI. Buku ini merupakan fusi-sinergis antara cerita dan lagu. Bacalah kisah-kisah yang terangkum di dalamnya sambil mendengarkan lagu-lagu Bondan Prakoso & Fade2Black yang bersesuaian dengan setiap kisahnya, lalu rasakan sensasinya.
Apa itu fiksi-musikal? Dalam bahasa Inggris ia disebut “musical fiction”, sebuah genre dalam fiksi di mana musik menjadi bagian yang sangat penting, baik sabagai bahan utama maupun bagian cerita. Bentuk “fiksi-musikal” ini merupakan cara lain dalam menyajikan sebuah cerita sekaligus sebuah lagu/musik. Fiksi (cerita) dan lagu (musik) menjadi dua karya yang saling mengisi dan menguatkan satu sama lain dalam sebuah bentuk baru yang “meluaskan” ruang apresiasinya. Dalam “fiksi-musikal” cerita bisa menjadi dirinya sendiri, lagu juga menjadi dirinya sendiri, namun ketika keduanya dipertemukan dalam sebuah “persimpangan kreatif”, mereka bersalin rupa menjadi hibrida yang lain: Sebentuk cerita melodis dengan musik yang naratif.
Anthony DeCurtis, seorang jurnalis Rolling Stone, memberikan penjelasan seksi tentang musical fiction sebagai hubungan tarik-menarik antara musik dan kata-kata tertulis, the edgy relationship between music and the written words. Hal paling penting yang ingin dicapai dalam karya kolaboratif semacam ini adalah “pengalaman-musikal dalam membaca” serta “sensasi imajinatif saat mendengarkan sebuah lagu”. (Sawyers, June Skinner (Ed.) (2005). The Best in Rock Fiction. Milwaukee: Hal Leonard, p. xii-xiv)
Baiklah, tak usah pusing-pusing mendefinisikan dan memahami apa itu fiksi-musikal. Inilah karya fiksi musikal hasil kolaborasi kami: HIDUP BERAWAL DARI MIMPI. Temukan keunikannya, temukan sensasinya, buktikan bahwa ini bukan sekadar karya biasa. Bacalah.
Terakhir, buku ini dipersembahkan bagi siapa saja: kamu, dia, kita, mereka. Terutama bagi mereka yang percaya pada prinsip respect, unity, dan for all. Sudah saatnya kita semua menjadi generasi yang bersatu untuk merayakan dan memaknai hidup dengan sikap saling menghormati dan mencintai, much love and respect. Lebih khusus, buku ini dipersembahkan bagi para Rezpector, generasi muda yang percaya bahwa perbedaan bukan halangan untuk merayakan perdamaian dan cinta!

Mr Big di buka oleh netral


Netral menjadi band pembuka saat konser Mr Big dalam perayaan 'Guinness Arthur's Day' di Ballroom Grand City, Surabaya, Rabu 7/12/2011
Dalam kesempatan itu, band dengan personel Bagus (Bass, Vokal), Eno (Drum), dan Coki (Gitar) ini membawakan tujuh lagu.
Penampilan band rock asal Bandung ini memukau sejumlah penonton yang memadati Ballroom tersebut. Sejumlah penonton dibuat terhentak. Terlebih, dengan aksi panggung sang gitaris Coki. Hampir semua lagi yang dinyanyikan Bagus selalu diikuti oleh penonton.
Netral pun menutup aksi panggungnya dengan lagu Garuda di Dadaku. Di akhir lagu tersebut, Bagus dan Coki melakukan aksi bermain drum tunggal. Setelah aksi Netral berakhir, sejumlah pengunjung langsung berteriak memanggil Mr Big.
"Mister Big, Mister Big, Mister Big," teriakan penonton yang disertai dengan sorakkan memadati Ball room, Grand City,
Sekira pukul 20.15 WIB, Mr Big muncul di panggung. Band yang digawangi Eric Martin (Vokal), Paul Gilbert (Gitar), Billy Sheehan (Bass) dan Pat Torpey (Drum). Aksi panggung Band asal Los Angeles ini memukau penonton. Terutama penampilan sang gitaris. Sudah seperti ritual Billy memainkan bass-nya dengan bor listrik.
Pada penampilan di Surabaya ini, Mr Big membawakan lagu-lagu dari album baru mereka ‘What If’ yang rilis 2010. Juga membawakan lagu hits-nya.
Tentu, konser Mr Big di Indonesia ini terasa istimewa. Mereka sempat vakum setelah rilis album berjudul Actual Size pada 2001. Apalagi dedengkot Mr Big, Paul Gilbert, bergabung kembali setelah sempat keluar dari band pada 1997.

Pay kembali berkaloborasi


Pay, yang selama ini dikenal sebagai personil BIP dan producer music beberapa waktu lalu sempet merilis single solo yang berkolaborasi dengan Vanya dan Irang (ex Vocalist BIP) di lagu "Pas Kena Hatiku."
Nah ternyata sukses dengan single pertama, Pay lagi siap-siap buat ngerilis yang single kedua. Tapi sebelum single kedua dirilis, Pay ngasih sebuah single edisi khusus.
SIngle edisi Khusus ini adalah sebuah single kolaborasi Pay dengan anak-anak asal papua yaitu Soa Soa yang diartikan itu adalah Anak Biawak di lagu "Papua Dalam Cinta."
Soa Soa adalah vocal group asal Papua yang terdiri dari 4 orang cowok yaitu Micky (jebolan Indonesian Idol-red), Aco, Tei dan BoiMasih.
Kolaborasi Pay dan Soa Soa ini bukan cuman itu saja, Ternyata kolaborasi mereka juga ini membuat bahasa Papua menjadi lebih dikenal banyak orang karena di lagu ini dengan membuat lagu ini yang menampilkan beberapa bagiannya menggunakan lirik bahasa Papua.
Ini dilakukan sebagai bentuk nasionalisme Pay dan empatinya terhadap krisis yang tengah terjadi di Papua.

@newpeterpanband


Ariel masih ngejalanin hukuman di penjara, tapi walaupun begitu mantan personil Peter Pan yang lain gak mau berhenti berkarya nunggu Ariel keluar dari penjara. Setelah disibukkan dengan beberapa project solo mereka, akhirnya mantan personil semuanya kumpul lagi dan membuat project baru dan ini dilakukan oleh mantan formasi terakhir dari Peter Pan.
Akun twitter resmi formasi Peter Pan terakhir yaitu @newpeterpanband sempet posting status "Penasaran ngga sama album instrumental @newpeterpanband ?? Di album ini banyak kolaborasi dgn banyak musisi.. Tunggu aja ya!".
Dan ternyata project album instrumental Eks Peter Pan ini dibenarkan oleh produser Peter Pan yaitu Capung Java Jive. Capung bilang kalo dipenjara Rutan Kebon Waru ada Ruang kreasi. Disana orang yang datang dan napi boleh buka laptop dan benar-benar diawas penggunaannya. Dan ternyata mantan personil lainnya seminggu sekali ke Rutan Kebon waru untuk bertemu dengan Ariel membicarakan project ini.
Album tersebut digarap dengan konsep instrumental. Personel eks Peterpan memegang peran penting untuk mengisi musik. Mereka juga bekerjasama dengan musisi-musisi daerah untuk menambah warna baru di lagu-lagunya seperti unsur etnik, alat tiup bambu, bras dan string session live dan ada juga pianis terkenal di Indonesia ikut juga ngeramein album instrumental ini.
Dengan konsep instrumental, tentu saja bagian vokalis sumbang suara dalam tiap lagu tak terlalu besar. Namun Ariel menuangkan ide besar untuk album tersebut.

Kotak pembuka Simple Plan


Simple Plan bakalan gelar konsernya di Indonesia bulan januari 2012 mendatang. Gak cuman disatu kota, tapi Simple Plan bakalan konser di dua kota di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya.
Nah, Big Daddy Indonesia selaku promotor konser SImple Plan udah ngasih pernyataan kalo Kotak nanti bakalan jadi opening act konser Simple Plan di dua kota tersebut.
Gak cuman itu saja ternyata, Tantri kabarnya bakalan berduet ama Simple Plan di salah satu lagu dalam setlist konsernya Simple Plan yaitu di lagu "Jet Lag".
FYI, Lagu "Jet Lag" aslinya merupakan kolaborasi Simple Plan dengan Natasha Bedingfield yang dirilis beberapa bulan lalu dan meraih sukses besar di seluruh dunia. Dan nantinya, Tantri Kotak akan menyanyikan bagiannya Natasha Bedingfield pada konser nanti.

itaris baru Last Child


Beberapa bulan lalu, Last Child menjadi band yang personilnya berkurang karena gitaris yang dulu mutusin buat keluar dari Last Child. Tapi akhirnya, Last Child udah netapin keputusan untuk merekrut personil baru.
Mamie akhirnya diangkat dan ditahbiskan menjadi personil teranyar Last Child dan mengisi posisi gitaris yang selama ini juga diisi oleh Mamie yang dulu masih menjadi Additional Gitaris buat Last Child.
Hal tersebut disampaikan beberapa waktu lalu di mana manajemen Last Child lewat akun twitter resminya @myLASTCHILD :"Utk @mamieLC thanks utk supportnya slm bbrp bln terakhir. WELCOME to LAST CHILD Family. It's OFFICIAL! Mana sambutannya LF?".
FYI, Mamie sendiri dikenal sebagai gitaris rock handal di mana namanya lebih dulu akrab bersama band Sweet As Revenge dan The Dramma.

Mocca Rockumentary


Mocca sekarang ini sedang dalam keadaan vakum sampai waktu yang tidak ditentukan setelah vokalisnya Arina menikah dan pindah berdomisili ke Amerika Serikat. Maka dari itu, Bulan Juli 2011 kemarin, Mocca menggelar Farewell Concert.
ternyata keputusan Mocca untuk istirahat ini banyak disedihkan oleh fansnya Mocca. Beberapa waktu lalu, fans Mocca yang dikenal dengan Swinging friends sempet membuat sebuah buku tribute buat Mocca.
Dan sekarang, beberapa orang kreatif membuat sebuah documentary movie yang diberi judul "Mocca Rockumentary : Life Keeps On Turning", yang ternyata judul itu diambil dari salah satu lagu yang ada di album Mocca "My Diary."
Mocca Rockumentary : Life Keeps On turning adalah sebuah film dokumenter dengan durasi 80 menit yang menampilkan moment-moment terakhir dari Mocca baik diatas panggung maupun di luar panggung. Dan film ini diharapkan bisa ngajak penonton nantinya bisa bernostalgia sekaligus nunjukkin kalo mocca emang dicintai dan diapresiasi banyak orang.
Selain itu juga, film dokumenter ini diharapaknbisa memberikan inspirasi buat banyak orang karena difilm ini menceritakan 4 orang yang melakukan apa yang mereka suka, dengan tekun dan fokus sampai akhirnya mereka berhasil mengambil hati pecinta musik Indonesia dengan karya-karyanya.
Film ini melibatkan banyak filmmaker muda dari Jakarta dan Bandung, termasuk kawan-kawan Swinging Friends. Film produksi perdana Good News Film ini disutradarai oleh Ari Rusyadi and Nicholas Yudifar. Ari, seorang filmmaker yang baru saja merampungkan film “Jakartarck”, yang sukses diputar perdana di Bike Film Festival, di New York, tahun ini dan sedang melakukan roadshow di 50 kota seluruh dunia bersama Bike Film Festival tadi.
Sedangkan Nicho dikenal dengan karya film pendeknya, berjudul “Kabar Gembira”, yang menang dalam ajang Kodak Student Film Competition juga “Titik Nol” yang juga terpilih dalam beberapa festival film internasional. selain itu di film ini terdapat video buatan dari 3 video artists ternama dari Bandung dan Jogja, yaitu Yusuf Ismail dan Muhammad Akbar serta juga videorobber.
Mocca Rockumentary: Life Keeps on Turning rencananya akan tayang perdana dalam event Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) di Jogjakarta, 15 dan 17 Desember 2011. Selanjutnya, film ini akan didistribusikan secara independen dan akan digelar pemutaran di beberapa kota besar secara terbuka.

melly goeslaw di tahun 2012


Melly Goeslaw terakhir kali merilis album yaitu di awal tahun 2011 dengan album "Dancing In The Silence" yang ngejagoin hits "Kembalikan Senyumku" dan kolaborasi bersama Ahmad Albar di "Syair Kehidupan."
Melly Goeslaw adalah singer songwriter yang sangat beken dan tentunya jagoan banget bikins hits. Gak cuman buat sendiri tapi juga buat orang lain. Selain itu, Melly goeslaw juga merupakan penyanyi yang suka berkolaborasi dengan penyanyi lain. gak sedikit duet Melly Goeslaw dengan penyanyi lain sukses besar dan bisa dianggap sebagai duet yang legend seperti duetnya bersama Ari lasso di "Jika", trus duetnya bersama Eric di soundtrack AACD dan masih banyak laginya.
Dan ternyata keseringan duet dan sukses, rencananya melly goeslaw di tahun 2012 nanti bakalan merilis album "The best Duet" yang nantinya albumnya berisi kompilasi hits Melly Goeslaw yang berduet dengan penyanyi lain plus ditambah dengan beberapa lagu duet baru.

Kamis, 01 Desember 2011

piyu tentang boyband


Sebagai seorang musisi, tentunya Piyu Padi punya penilaian sendiri soal musik yang berkualitas. Namun melihat maraknya boyband saat ini, pentolan Padi ini justru memandang. Pasalnya, boyband Indonesia saat ini dianggapnya sangat tidak berarah dan rendah soal kualitas.
Menurut pria bernama asli Satriyo Yudi Wahono tersebut, sebuah grup musik harusnya punya bakat dan ciri khas yang harus ditampilkan. Dengan kata lain, untuk menjadi musisi yang eksis, tidak cukup hanya bermodal nekad dan berani. Bekal di dunia musik juga harus dipersiapkan agar tidak asal tampil di depan umum.
"Maksudnya, boyband harusnya punya sisi yang harus ditampilkan. Artinya lu masuk ke industri musik itu bekalnya apa. Bekalnya itu yang utama skill, kalo nggak skill ya nyanyi. Kalo bisa punya skill ya mereka bikin band. Kalo bisa nyanyi ya jadi vokalis," ungkap Piyu
Namun menurut Piyu, baik bakat maupun skill ternyata sangat minim ditemukan dalam diri boyband sekarang. Walaupun penampilan fisik mereka boleh dibilang lumayan, namun penampilan mereka terlihat sangat berantakan, sangat berbeda jauh dengan para musisi profesional lain yang juga mengandalkan penampilannya pada dance.
"Kalo ini kan mereka ibaratnya dari dance. Dan dance-nya harus bagus bener. Seperti dancernya J-Lo itu kan gila banget. Mereka latihan bisa 20 jam. Kalo di sini kita liat dance juga berantakan. Kayaknya dance nggak bisa, nyanyi juga pas-pasan. Jadi cari sesuatu yang baru dong," kritiknya pedas. Namun terlepas dari pendapat Piyu tersebut, boyband memang ibarat jamur yang menghinggapi musik Indonesia saat in