David, emil, pepeng dan jarwo
bermain bersama
didalam satu band
tahu kah kamu nama band nya?
Berawal
dari tujuan "mulia" hendak mengerjakan tugas kuliah bersama, beberapa
orang mahasiswa tingkat satu kelas pendidikan dasar Seni Rupa Institut
Kesenian Jakarta bergantian menginap di rumah teman. "David" Bayu Danang
Jaya , Franki "Pepeng" Indrasmoro Sumbodo, dan Fajar "Jarwo" Endra
Taruna adalah beberapa di antaranya yang kemudian malah "terjerumus"
bermain gitar dan bernyanyi-nyanyi semalam suntuk daripada mengerjakan
tugas.
Buntut dari keisengan membuat berkembang pada seringnya
menyewa studio untuk latihan dan menyanyikan lagu buatan mereka. David,
Pepeng, dan Jarwo yang bertahan dari formasi awal kemudian menyertakan
Mohammad "Emil" Amil Hussein dan Chandra Wirawan Sukardi. Mulailah
mereka unjuk gigi di kampus dengan mengusung nama NAIF dan menghasilkan
lagu-lagu lain. 22 Oktober 1995 ditetapkan sebagai kelahiran NAIF.
Setelah
mencapai usia sewindu, Chandra memutuskan berpisah dengan NAIF.
Personil yang ada memutuskan untuk tetap berjalan untuk mewarnai
belantika musik Indonesia dengan karya idealis ala Naif. Dan kini telah
17 tahun NAIF tetap konsisten menelurkan karyanya.
Sebuah perayaan sederhana bertajuk 17th anNAIFersary David, Pepeng, Emil & Jarwo Bermain Bersama Di Dalam Satu Band digelar
di Hard Rock Cafe Jakarta pada Senin (22/10/2012). KawaNAIF
berbondong-bondong datang untuk bersama-sama bergembira merayakan grup
band yang telah menghasilkan 10 album ini.
Di awal penampilan,
David yang biasanya tampil "gila" terlihat emosional. Ini berimbas pada
penampilannya yang lebih kalem. Tentu "kalem" dengan ukuran standar
David. "Gue benci kalau seperti ini. Bukan gue banget nih," aku David
sambil menahan haru. Dua lagu pembuka, "Piknik 72" dan "Jikalau",
disambar oleh KawaNAIF dengan bernyanyi bersama karena David lebih
memilih terdiam. Emosional.
Tapi jangan tanya satu jam
setelahnya. Keran "kegilaan" David akhirnya terbuka lebar dan "mengucur"
dengan derasnya. Celotehan khasnya mulai bertebaran. Dilengkapi pula
dengan aksi panggung gila-gilaan. Gerakan ala Elvis Presley. Hingga
mengusili Jarwo yang tengah memainkan gitar. Sampai tiduran di panggung.
Di lagu "Ajojing" David bahkan turun dari panggung menghampiri penonton
untuk mengajak berajojing alias bergoyang bersama. KawaNAIF
bersama-sama membopong David untuk dikembalikan ke atas panggung. NAIF
bermain dengan lepas. Tidak ada persiapan berupa repertoar lagu yang
sudah disusun rapi. Melainkan memainkan lagu apa saja yang diminta oleh
kawaNAIF pada saat itu juga. Alhasil teriakan-teriakan lagu yang ingin
dibawakan memenuhi Hard Rock Cafe Jakarta. Termasuk pula lagu-lagu yang
jarang NAIF bawakan. Tak heran bila kesalahan memainkan nada sampai
kekhilafan lirik menjadi hal lumrah. Gelak tawa kerap menghiasi.
Dengan
bebasnya pula David mengucapkan rasa terima kasihnya mewakili
rekan-rekannya kepada siapa saja yang telah mendukung NAIF selama ini.
"Tanpa kalian semua, kami tidak akan ada artinya," ucap David sambil
bersenandung. KawaNAIF pun tentu berterima kasih atas karya-karya apik
yang telah dihasilkan NAIF.
"Mobil Balap" yang menjadi lagu
pertama memperkenalkan NAIF pada belantika musik Indonesia didapuk
sebagai pamungkas konser penuh keceriaan ini. Tak terasa 32 lagu telah
dikebut selama durasi hampir tiga jam yang nyaris menyentuh pukul satu
malam.
Teruslah melaju kencang di "sirkuit" musik indonesia.
Mobil balap NAIF belum mencapai garis finish. Masih ada banyak tantangan
untuk menghasilkan kembali lebih banyak karya di tahun-tahun
berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar