Get 4Shared Premium! TrialPay Referral Program

Sabtu, 18 Desember 2010

TDC untuk anak anak


Di saat masih seringnya para penyanyi anak-anak menyanyikan lagu populer milik penyanyi dewasa, bahkan hingga merekamnya ulang, justru ada sejumlah penyanyi dan grup musik dewasa yang melirik lagu anak-anak. Mereka tidak hanya menciptakan lagunya saja, tapi juga sekalian menyanyikannya. Setelah sekitar tahun 2001 lalu ada Eross “Sheila on 7” yang menciptakan lagu Jangan Takut Gelap untuk dinyanyikan Duta “Sheila on 7” bareng Tasya, belum lama ini Fadly “PadI” dikabarkan ikut menggarap sebuah album lagu anak-anak. Setelah itu, tidak lama kemudian grup musiknya, PadI, merilis sebuah lagu anak-anak bertajuk Sahabat Selamanya untuk dipakai sebagai soundtrack “Upin & Ipin. Seakan tidak mau kalah, The Dance Company (TDC) juga tergerak menggarap lagu anak-anak. Tidak hanya satu lagu saja, grup musik yang terdiri dari Riyo (Ariyo Wahab), Wega (Pongki Barata), Bebe (Baim), dan Mbot (Nugie) ini bahkan membuat sebuah album lagu anak-anak. Mereka sengaja mengubah nama menjadi TDC for Kids. Ketika menjumpai album tersebut di toko CD, saya langsung membelinya. Di sampul album, terpasang foto anggota TDC dengan pose jenaka. Rupanya buklet dan CD-nya juga didesain dengan nuansa dan gambar khas anak-anak, meskipun iklan RBT tetap ikut dipaksakan hadir. Sampai di sini, di luar iklan RBT itu, mereka terlihat cukup niat dalam menggarap album lagu anak-anak ini. Cukup sesuai dengan apa yang dikatakan dalam catatan di bukletnya: “TDC for kids adalah perjuangan. Perjuangan untuk membuat anak Indonesia memiliki lagunya sendiri, bernyanyi dengan lirik yang pas untuk umur mereka…”
Bagaimana dengan lagu-lagunya? Ketika didengarkan sekilas, delapan lagu yang ada dalam album ini sih rata-rata cukup enak dinikmati. Apalagi mereka juga menyanyikan ulang lagu Burung Kutilang ciptaan Ibu Sud yang tersohor itu. Masih ada pula dengan sebuah lagu instrumental cantik bertajuk Mimpi Indah Sayangku. Namun begitu, kalau diperhatikan lebih lanjut, sepertinya materi yang ada dalam album ini terasa kurang cocok kalau hendak diperkenalkan sebagai lagu untuk anak-anak. Terutama jika dibandingkan dengan lagu anak-anak pada umumnya.
Biasanya, lagu anak-anak cenderung hadir dengan lirik yang ringan, sederhana, mudah dicerna tapi penuh keriaan, dan tentunya dengan balutan musik yang ringan. Contoh yang paling gampang, lagu Jangan Takut Gelap dan Sahabat Selamanya yang saya sebutkan tadi. Jika dibandingkan, lagu-lagu dari TDC ini terasa lebih ‘berat’, khususnya musik pada beberapa lagu seperti Tebak Suara, Lompat Tali, dan Bersyukur & Berdoa. Ditambah, ini yang patut disayangkan, intro dari Tebak Suara terdengar mirip dengan potongan musik dari Song 2-nya Blur. Sementara itu, perpaduan antara lirik dan musik yang dimainkan pada sejumlah lagu terdengar kurang pas. Di lagu Coba Dengarkan, misalnya. Di lagu yang bernada sendu itu ada sepotong lirik yang berbunyi: “Coba dengarkan laguku ini. Lagu nyanyian hati. Walaupun mungkin terdengar lucu. Kuharap engkau terhibur.” Lucu? Lagu sendu bisa terdengar lucu? Menurut saya sih aneh. Masih mengenai hal yang serupa. Lagu Tamasya yang liriknya bercerita soal perjalanan tamasya sekeluarga yang penuh dengan tawa suka cita, ketika dinyanyikan bareng The Dancing Queens (nama grup istri-istri para personel TDC) terdengar kurang energik dan kurang penjiwaan. Irama musiknya yang cocoknya penuh semangat, malah berjalan agak lambat. Nuansa riang gembira yang sesuai liriknya jadi kurang terasa. Secara keseluruhan, nampaknya album produksi tahun 2010 ini lebih cocok untuk dinikmati oleh orang dewasa, ketimbang anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar