Get 4Shared Premium! TrialPay Referral Program

Sabtu, 11 Agustus 2012

Seringai


Lima tahun tidak terdengar, akhirnya band metal "Seringai" memperlihatkan lagi taringnya. Lewat single "Tragedi", Seringai kembali tampil dengan label yang mereka garap sendiri, High Octane Production dan didistribusikan via label Demajors. Album "Taring" sendiri merupakan deretan nomor cadas antemik yang menjadi ciri khas dari band ini. "Musik ala soundtrack alami pengiring amarah yang juga cocok dijadikan anthem resmi sebuah pesta rock liar,"
Untuk memperkenalkan Singlenya ini, Seringai mempersilakan penggemarnya untuk mengunduh lewat situs resmi mereka www.seringai.com. "Tragedi membuahkan unduhan sebanyak 225.000 kali hanya dalam waktu satu setengah bulan. Dua puluh ribu unduhan pertama dilibas hanya dalam waktu dua jam, sampai sempat membuat website mereka macet," jelas Seringai.
"Kami tidak akan memperbaiki hal yang tak perlu diperbaiki. Formula Seringai cukup jelas dan tegas sejak awal terbentuk. Rock n Roll/Metal yang berat dan distortif, berselingkuh dengan hardcore punk, dan akhirnya membidani anakharam yang ganteng," kata Ricky Siahaan, gitaris sekaligus produser musik dari Taring. Kendati demikian, Ricky mengakui bahwa bagi yang terbiasa mendengarkan Seringai akan cukup kaget karena adanya nuansa baru pada beberapa nomor, "Seperti ada influens rock ala Turbonegro, maupun Deep Purple. Hal-hal yang cukup baru bagi kami," katanya. Seringai memadukan instrument baru pada musik mereka, yakni hammond organ, sampai dengan terompet. Soal lirik, Seringai masih memberondong target dengan tema-tema andalannya, seperti kritik sosial politik ("Serenada Membekukan Api", "Lagu Lama") dan ajaran bagaimana bersenang-senang itu seharusnya dilakukan ("Program Party Seringai"). Tapi selain itu ada pula yang bertema fiksi ilmiah dan bahkan yang tidak memiliki makna apa-apa ("Fett, Sang Pemburu"). Sang Vokalis, Arian, yang juga penulis lirik, memberikan contoh: "Kami punya sebuah lagu tentang Boba Fett, seorang karakter sangar favorit gue di Star Wars. Ada juga tentang kausalitas yang absurd, seperti dihubungkannya antara bencana alam dengan akhlak manusia ("Tragedi"). Ada juga lagu tentang pembredelan kreatifitas generasi muda hanya karena tidak dimengerti ("Dilarang Di Bandung")," ungkap Arian. Tidak kalah seru, Seringai juga tampil membawakan dua buah lagu cover version yakni "Discotheque" milik Duo Kribo, dan juga "Lissoi", sebuah nomor tradisional yang dibawakan full akustik. ""Discotheque" kami pilih karena memang kami adalah penggemar Duo Kribo, dan lagu ini merupakan nomor yang tidak terlalu terekspos dari sang senior, coba saja dengarkan lirik lagu ini yang merupakan pengamatan Ahmad Albar terhadap lingkungan anak muda pada sebuah diskotik di Belanda. Beliau menulis lirik yang berbahaya di lagu ini," tukas Khemod, drummer Seringai. Band yang sudah meluncurkan 7 Album ini kabarnya tengah mempersiapkan konser tunggal yang juga bertepatan dengan eksistensi mereka selama satu dekade di kancah rock nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar